Prospek Lulusan
ISI Denpasar sejak tahun 2017 mendapat kepercayaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia untuk membuka Program Studi Seni Program Doktor (S3) untuk minat pengkajian, penciptaan dan penyajian seni. Di era global ini, seni budaya Bali telah berinteraksi dan menjadi bagian dari silang budaya dunia. Sejak ditetapkannya Pulau Dewata sebagai salah satu tujuan wisata untuk Indonesia Bagian Tengah, Pulau Bali menjadi tempat interaksi budaya Barat dan Timur, tempat bertemunya nilai-nilai budaya modern dengan budaya tradisional. Wisatawan dari berbagai belahan dunia datang ke Bali membawa nilai-nilai budaya dari negeri asal mereka. Sementara itu, industri pariwisata yang tumbuh dengan pesat di daerah ini menjadikan aktivitas dan produk seni budaya Bali, baik yang bersifat sakral maupun yang sekuler, sebagai komoditas pariwisata. Semuanya ini membawa konsekwensi semakin besarnya penetrasi budaya luar, dengan berbagai bentuknya, terhadap tradisi budaya Bali. Dalam kondisi seperti ini, posisi kesenian Bali menjadi semakin rentan untuk dimasuki oleh unsur-unsur seni luar dan asing, serta semakin cepatnya proses sekularisasi kesenian Bali. Jika tidak disikapi dengan benar dan baik, hal ini dapat membahayakan eksistensi kesenian Bali di masa mendatang.
Seni budaya Bali sebagai bagian dari pusaka bangsa Indonesia agar tetap eksis tanpa harus kehilangan jati dirinya, dibutuhkan sistem pertahanan dan pengembangan seni budaya yang didukung oleh sumberdaya yang memiliki kepekaan estetik dan artistik, kemampuan kreativitas dan kecerdasan serta inteligensia yang tinggi. Mereka tidak saja mampu melakukan atau menyajikan melainkan juga mempresentasikan konsep-konsep yang mendasari seni budaya mereka secara ilmiah dengan pertanggung jawaban akademik yang jelas. Lebih dari itu, temuan terhadap konsep-konsep, gagasan-gagasan, serta karya-karya seni baru, melalui penelitian ilmiah, akan menjadikan kesenian Bali semakin kokoh menghadapi berbagai tantangan zaman.
Berdasarkan latar belakang di atas menunjukkan bahwa jika dikembangkan dan diperdayakan secara benar dan baik, seni budaya sebagai DNA bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa Adibudaya. Namun demikian, pusaka budaya bangsa ini belum memiliki strategi kebudayaan yang kuat agar pengembangannya terukur dan berkelanjutan serta memiliki ketahanan terhadap pengaruh budaya luar. Sistem mempertahankan dan mengembangkan seni budaya bangsa, membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi akademik tertinggi di bidang seni budaya yaitu Doktor Seni (doctor of arts). Tenaga-tenaga ahli ini hanya dapat diadakan dengan mendirikan dan memperkuat institusi. Hal ini menunjukkan betapa mendesak dan strategisnya pemajuan seni budaya di Indonesia melalui pendidikan seni Strata Tiga. Selain itu, untuk memperkokoh sistem pertahanan serta pengembangan seni budaya Bali, program studi ini sangat strategis untuk menggugah dan meningkatkan rasa kebanggaan budaya (cultural pride) pada putra-putra bangsa, peningkatan kualitas sumber daya serta pengembangan keilmuan yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan kecerdasan dan kesejahteraan untuk memperkokoh kedaulatan dalam bidang seni dan budaya bangsa (nation competitiveness).
Di tingkat internasional, Program Studi Seni Program Doktor di ISI Denpasar akan menjadi suatu wadah interaksi lintas bangsa mengingat dalam lima puluh tahun belakangan ini semakin banyaknya kreator seni atau peneliti budaya kelas dunia yang datang untuk melakukan penggarapan atau penelitian seni di Bali, baik secara mandiri maupun secara kolaboratif dengan para seniman dan peneliti seni setempat. Hal ini akan mampu meningkatkan derajat budaya bangsa Indonesia di mata masyarakat dunia dan sekaligus membantu masyarakat luas untuk lebih memahami kekayaan, kesamaan, serta keberagaman seni budaya dunia.